Manfaat dan Khasiat Benalu Batu

17 komentar
Benalu batu yang merupakan tanaman yang hidup dan berakar di atas gunung batu yang berada di pegunungan Wawopada Desa Wawopada Kecamatan Lembo Kabupaten Morowali Sulawesi Tengah. Tanaman ini dipercaya berkhasiat mengobati penyakit kanker/tumo, batuk kering, paru-paru kotor, sakit pinggang, ginjal, maag, dan lain-lain.

Sebagai obat Tradisional ini sudah dikenal oleh masyarakat daerah Mori Sulawesi Tengah, dan di beberapa kota-kota besar di Indonesia, ternyata tumbuhan benalu batu juga dapat digunakan untuk mengobati berbagai penyakit dalam lainnya, diantaranya : Hosa, Batuk Kering, Paru-paru kotor, sakit pinggang, Ginjal, Maag, Usus terlipat, gejala lumpuh, susah buang air besar, membersihkan akar Tumor, Haid yang tidak teratur, perut keras bagian dalam, Kencing Manis, Jantung, Reumatik, Kencing Batu, Muntah Darah (TBC), kepala selalu pusing, Malaria, Cacingan, Gula, Gondok, Exim, Kanker Payudara, Asam Urat, membersihkan nikotin rokok dalam paru-paru.

Adapun penyakit yang sudah terbukti kebenarannya sembuh dengan obat herbal ini di antaranya seperti:
  1. Asma / Hosa
  2. Batuk Kering
  3. Paru-paru kotor
  4. Sakit Pinggang
  5. Ginjal
  6. Batu Ginjal
  7. Usus Terlipat
  8. Gejala Lumpuh/Stroke
  9. Susah Buang Air Besar
  10. Akar Tumor
  11. Haid tdk teratur
  12. Perut Keras Bgn Dlm
  13. Kencing Mns /Diabetes
  14. Jantung
  15. Kolesterol
  16. Rematik
  17. Asam Urat
  18. Muntah Darah / TBC
  19. Pusing/Migrain
  20. Malaria
  21. Cacingan
  22. Kram Badan
  23. Penyakit Gondok
  24. Eksim
  25. Kecanduan Nikotin
  26. Kecanduan Narkoba
  27. Kanker Payudara
  28. Kanker Kulit
  29. Kanker Darah
  30. Kanker Paru-Paru
  31. Kanker Limpa
  32. Kanker Otak
  33. dll

Pengolahan dan Penggunaan :
  1. Satu ikat kecil / bungkus (7 btg) direbus dengan air bersih 1 liter, dimasak terus menerus sampai sisa airnya tinggal 1 gelas. 1 bungkus kecil direbus 3 kali (1 bngks u 3 x minum).
  2. Setelah ramuan dingin, diminum dengan resep ½ gelas pagi dan sore ½ gelas, diminum sebelum makan bagi yang baru pertama kali minum obat ini.
  3. Pengobatan lanjutan, resep diminum sesudah makan pagi dan sore.
  4. Bagi penderita yang fisiknya lemah, disarankan minum resep 1/3 gelas pagi hari, 1/3 gelas siang hari dan 1/3 gelas sore hari.
  5. Bagi penderita Kanker atau yang kronis disarankan minum resep 3 kali dalam 1 minggu berantara 1 hari (berselang 1 hari).
  6. Setelah obat ini diminum 1 paket (8 bngks kecil) sebaiknya penderita ke Dokter untuk melakukan pemeriksaan agar segera mengetahui keadaan penyakitnya.
  7. Disarankan untuk yang sudah sembuh agar meminumnya 1 bngks kecil 1 minggu 1 kali.
  8. Reaksinya perut sakit-sakit melilit dan sering buang air besar berupa cairan hitam.
  9. Bagi penderita maag, obat ini diminum sesudah habis makan.
  10. Tidak ada efek sampingan, asal diminum sesuai petunjuk aturan obat ini.
  11. Jika anda tidak tahan rasa pahit, disarankan sesudah minum obat ini, minum 1 sdt madu sedikit atau makan gula sedikit untuk menghilangkan rasa pahit di mulut.

Semoga Cepat Sembuh

Benalu Batu atau Pulohi Wasu

7 komentar
Benalu batu atau Pulohi Wasu (bahasa daerah Mori) adalah tanaman yang hidup dan berakar di atas gunung batu yang berada di pegunungan Wawopada Desa Wawopada Kecamatan Lembo Kabupaten Morowali Sulawesi Tengah. Tanaman ini dipercaya berkhasiat mengobati penyakit kanker/tumo, batuk kering, paru-paru kotor, sakit pinggang, ginjal, maag, dan lain-lain.



Benalu sebenarnya termasuk tumbuhan yang tidak tahu malu! Sudah “ngontrak” gratis, masih tega menyedot makanan si “pemilik rumah”, sampai-sampai inangnya gering. Untungnya, benalu cukup andal mengobati beragam penyakit manusia, termasuk kanker. Kalau tidak, benalu tentu akan terus-menerus jadi tumbuhan terkutuk. Sebab, seumur-umur ia akan dikenang sebagai tanaman yang kerjanya melulu bikin repot jagad manusia dan jagad flora, tak tahu diri, pagar makan tanaman, dan sejuta sumpah serapah lainnya.

Sebagai obat tradisional, masyarakat di berbagai negara sebenarnya sudah lama memanfaatkan benalu untuk menyembuhkan beragam penyakit. Seperti bisa dibaca dari naskah lawas, “Journal of the Asiatic Society of Bengal” (1887), keberadaan dan khasiat benalu ternyata sudah dikenal luas oleh orang Indonesia sejak lama, khususnya di Jawa, Sumatra, dan Kalimantan.

Faktanya, catatan-catatan etnobotani menunjukkan, di Jawa pada tahun 1968 benalu sudah digunakan sebagai obat penyakit cacar air, cacar api, diare, cacing tambang, tumor, dan kanker. Pada 1978 penelitian etnobotani juga memberitakan, benalu teh kering yang direbus airnya dapat diminum untuk menyembuhkan penyakit kanker rahim dan jenis kanker lainnya. Sedangkan pada tahun 1980, giliran benalu sawo yang dipercaya dapat menyembuhkan tumor payudara.

Lalu pada 1983 ditemukan fakta bahwa benalu jeruk nipis, benalu beringin, dan benalu teh dengan ramuan tertentu dapat menghalau tumor. Setahun kemudian, penelitian etnobotani sekali lagi menemukan fakta di lapangan, air hasil rebusan benalu dan daun tapak dara (Catharanthus roseus), jika diminum, ternyata dapat mengobati kanker.

Tak hanya manjur di Indonesia, khasiat benalu juga dipercaya oleh masyarakat Malaysia, Filipina, dan Papua Nugini. Di negara-negara itu, benalu juga dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Di Indocina, daun benalu Dendrophthoe pentandra (L.) Miq. sering diramu dengan teh, lalu diminum sebagai obat flu. Sedangkan larutan daun benalu Scurrula ghracififolia digunakan untuk mengobati rematik, bisul-bisul, serta memperkuat pertumbuhan gigi dan rambut. Jenis benalu lainnya, Viscum articulatum Burm. F direbus dan diminum dua kali sehari untuk mengobati bronkitis. Di Cina semua bagian dari benalu Scurrula parasitica, yang sudah dikeringkan, digunakan untuk memperkuat ginjal, menenangkan uterus sewaktu hamil, menguatkan tulang, mengurangi pembengkakan, menghilangkan rasa sakit punggung maupun lutut, serta menurunkan tekanan darah tinggi.

Orang Cina juga memanfaatkan benalu untuk pengobatan kelainan hati dan merangsang pertumbuhan rambut. Sedangkan Viscum articulatum dipercaya membantu mengatasi kelainan hati dan penyakit TBC (tuberkulosis).

Apa sebenarnya rahasia benalu, sehingga banyak dimanfaatkan orang sebagai obat beragam penyakit?

Menurut Richter dalam Phytochemistry No. 31 (1992), benalu Loranthaceae dan Viscaceae mengandung banyak flavonoid, seperti chalcones, flavanones, c-glycoflavonols dan flavan-3-ols. Flavonoid sendiri berfungsi sebagai pelindung si benalu dari kerusakan yang disebabkan oleh pengaruh sinar ultraviolet dan bertanggung jawab pada warna bunga, buah, dan daun.

Dalam ilmu farmasi, flavaoid dikenal sebagai senyawa antiradang, antioksidan, pereda sakit (analgesik), antivirus, anti-HIV, mencegah keracunan hati, antikelebihan lemak, merangsang kekebalan tubuh, sebagai vasodilator (memperlancar aliran darah), mencegah penggumpalan darah, antialergi, dan antikanker.

Keberadaan flavanoid itu didukung oleh zat-zat lain yang juga terdapat pada benalu, seperti proline, hydroproline, myo-inositol, dan chiroinosotils. Sementara benalu famili Loranthaceae diyakini banyak mengandung tanin. Senyawa ini terdapat pada tanaman benalu, berkat hasil kerja sama asam gallic dengan catechin, yang menyebabkan padatnya kadar tanin pada daun dan tangkai batang. Dalam ilmu farmasi, tanin kerap digunakan sebagai obat diare, penawar racun, antivirus, antikanker, dan anti-HIV.

Penampakan Jejak Ufo (Crop Circle) di Jogja

0 komentar
Fenomena unik terjadi Desa Rejosari, Jogotirto, Berbah, Sleman, Minggu (23/1/2011). Padi ambruk di tengah sawah membentuk pola lingkaran yang sangat rapi. Seperti pola itu sengaja dibuat manusia. Istilah ilmiah untuk fenomena ini biasa disebut dengan istilah crop circles atau lingkar taman.

Menurut keterangan Basori (41), warga yang rumahnya berada di utara sawah itu, Sabtu (22/1/2011) malam sekitar pukul 22.30, dirinya mendengar suara gemuruh layaknya suara helikopter mendarat. "Suara itu terdengar sekitar 30 menit, tetapi saya tidak gubris suara itu. Saya pikir itu suara helikopter lewat," tuturnya.

Hal itu diamini oleh Ayu Rukini (32), istri Basori. "Saya juga mendengar suara itu. Waktu itu saya dan suami sedang menonton televisi. Saya mengira tentara Angkatan Udara sedang latihan," ujarnya.

Fenomena ini diketahui pertama kali oleh Yudi (20). "Sekitar pukul lima pagi tadi, saya berangkat kerja. Sewaktu melewati sawah ini, saya melihat padi-padi ambruk tapi membentuk pola yang rapi," kata Yudi.

Yudi menyanggah keterangan Basori tentang suara gemuruh yang terdengar semalam. Yudi yang tadi malam nongkrong di depan rumah Basori sampai pukul tiga pagi tidak mendengar suara apa pun. "Bahkan semalam tidak ada hujan atau angin. Tahu-tahu tadi pagi sudah terbentuk pola ini (lingkaran) di tengah sawah," ujar Yudi.

Fenomena ini dapat dilihat dengan jelas dari puncak bukit di utara sawah. Warga setempat menyebut bukit itu Gunung Suru. Puluhan warga menaiki Gunung Suru untuk melihatnya. Hujan turun dan jalan ke puncak bukit yang sangat licin tidak membuat surut antusiasme warga untuk melihat fenomena ini.

"Apakah ada UFO mendarat di sini? Saya tidak tahu pasti. Yang jelas ini adalah kebesaran Allah. Mungkin Allah memperingatkan manusia untuk menjaga alamnya," kata Syamsul Bahri (37), warga Beloran, Madurejo, Prambanan, Sleman, yang datang untuk melihat dari puncak Gunung Suru.

Jauhari (34), warga Kebondalem, Madurejo, Prambanan, Sleman, yang rela jatuh bangun karena licinnya jalan menuju puncak Gunung Suru, berujar, "Ini seperti fenomena pendaratan UFO, yang sering dibahas di televisi. Tapi, saya tidak tahu apakah benar adanya. Hanya Allah yang tahu sebabnya."

Fenomena misterius semacam ini sering dijumpai di beberapa tempat.

Buah Naga (Dragon Fruit)

2 komentar
teknik budidaya buah naga dragon fruit
Buah naga (Dragon Fruit) adalah buah dari beberapa jenis kaktus dari jenis Hylocereus dan Selenicereus. Buah ini berasal dari Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika Selatannamun sekarang juga dibudidayakan di negara-negara Asia seperti Taiwan, Vietnam, Filipina, dan Malaysia. Buah ini juga dapat ditemui di Okinawa, Israel, Australia utara dan Tiongkok selatan. Hylocereus hanya mekar pada malam hari.

Pada tahun 1870 tanaman ini dibawa orang Perancis dari Guyana ke Vietnam sebagai tanaman hias. Oleh orang Vietnam dan orang Cina buahnya dianggap membawa berkah. Oleh sebab itu, buah ini selalu diletakkan di antara dua ekor patung naga berwarna hijau di atas meja altar. Warna merah buah jadi mencolok sekali di antara warna naga-naga yang hijau. Dari kebiasaan inilah buah itu di kalangan orang Vietnam yang sangat terpengaruh budaya Cina dikenal sebagai thang loy (buah naga). Thang loy orang Vietnam ini kemudian diterjemahkan di Eropa dan negara lain yang berbahasa Inggris sebagai dragon fruit (buah naga).

Macam-macam dan jenis buah naga:
  • Hylocereus undatus, yang buahnya berwarna merah dengan daging buah putih
  • Hylocereus polyrhizus, yang buahnya berwarna merah muda dengan daging buah merah dan
  • Selenicereus megalanthus, dengan kulit buah kuning dan daging buah putih
  • Hylocereus costaricensis, buah naga daging super merah.
Manfaat Buah Naga
Dibalik rasanya yang manis menyegarkan, buah naga kaya akan manfaat. Banyak orang percaya buah ini dapat menurunkan kolesterol dan penyeimbang gula darah. Memang belum ada penelitian pasti tentang manfaat buah ini. Namun, mengingat asalnya dari jenis buah kaktus, kita percaya buah naga mengandung vitamin C, beta karoten, kalsium dan karbohidrat. Yang pasti buah naga tinggi serat sebagai pengikat zat karsinogen penyebab kanker dan memperlancar proses pencernaan.

Pembudidayaan buah naga
Orang biasanya memperbanyak tanaman dengan cara setek atau menyemai biji. Tanaman akan tumbuh subur jika media tanam porous (tidak becek), kaya akan unsur hara, berpasir, cukup sinar matahari dan bersuhu antara 38-40 C. Jika perawatan cukup baik, tanaman akan mulai berbuah pada umur 11- 17 bulan.  Buah naga dapat berkembang dengan kondisi tanah dan ketinggian lokasi apapun, namun tumbuhan ini cukup rakus akan unsur hara, sehingga apabila tanah mengandung pupuk yang bagus, maka pertumbuhannyapun akan pesat sekali. Dalam waktu 1 tahun, tanaman bisa mencapai ketinggian 3 meter lebih. Berdasarkan beberapa sumber, buah naga belum banyak dibudidayakan di Indonesia, sementara ini data yang diperoleh baru daerah : Pekanbaru, Mojokerto, Jember, Malang, Pasuruan, Bayuwangi, dan Kulon Progo. Dengan luas areal masing-masing tidak lebih dari 3 ha